About

Senin, 07 Oktober 2013

"Keluarga Jerapah"

“Yang saya maksud dengan ukhuwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekokoh-kokoh ikatan dan semulia-mulianya. Ukhuwah adalah saudaranya keimanan, sedangkan perpecahan adalah saudara kembarnya kekufuran. Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan; tidak ada persatuan tanpa cinta kasih; minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan maksimalnya adalah itsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri).”(Himpunan Risalah Hasan al-Bana Rahimahullah)
Sebuah keluarga yang sering kita fahami tentulah sebuah keluarga yang memiliki hubungan darah, dan terdiri dari ayah, ibu dan anak. Namun berbeda dengan keluarga Jerapah ini, mereka bukanlah sebuah keluarga seperti pada umumnya, namun sebua keluarga yang dibangun atas dasar Ikatan Aqidah (Rabithatu al-‘aqidah), Ikatan Pemikiran (Rabithatu al-Fikrah), Ikatan persaudaraan (Rabithatu al-ukhuwwah),Ikatan organisasi (Rabithatu at-tanzhim) dan ikatan janji (Rabithatu al-‘ahd). Ya, mereka adalah sekumpulan orang-orang luar biasa, yang pernah dan telah menjadi bagian dari sejarah dakwah, dakwah kampus tentunya.
Yang kami tau, “Keluarga Jerapah” ini sebenarnya merupakan sebuah tim solid awalnya, yang dibentuk untuk menjadi poros dakwah kampus saat itu. Mereka terdiri dari para mujahid-mujahidah dakwah (hafizhohumullah) yang masing-masing diantara mereka memiliki kekhasan yang saling melengkapi tim ini. Dan mereka semua memiliki ikatan yang kuat yang dibangun atas lima hal tadi sehingga wajar tim solid ini benar-benar solid. Mereka menamai tim ini Keluarga Jerapah. Sampai sekarang kami masih bingung, kenapa namanya keluarga jerapah? tebakkan kami sampai saat ini pemilihan nama tim ini menggunakan nama keluarga jerapah, dikarenakan ada personilnya yang memiliki postur tinggi. Entahlah, yang jelas soal nama sepertinya tidak begitu penting untuk kami bahas disini.
Kami bertemu dengan mereka di sebuah kampus,
tepatnya fakultas favorit disebuah universitas negeri, kampus itu bernama FKIP UNTAN. Saat itu kami masih menjadi seorang mahasiswa baru, sehingga pada awal-awal kami pertemuan dengan mereka kami tidak begitu akrab dan tidak begitu menghiraukan mereka. Kami juga saat itu tidak tau  dan belum kenal dengan nama keluarga jerapah itu. Merekalah (para personil ikhwan) orang-orang atau senior kampus yang pertama kali menyapa kami dengan sapaan yang berbeda, begitu khas. Aura kesholihan begitu terasa ketika pertama kali mengenal mereka. Padahal itu adalah pertemuan pertama namun kami merasa seolah telah mengenal mereka sejak lama. Keimananlah yang membuat mereka seperti itu, menjadi sosok yang santun, wajah yang begitu mencerahkan orang-orang yang melihatnya.
Belakangan kami ketahui ternyata mereka termasuk para tokoh-tokoh kampus, jabatan-jabatan strategis di beberapa organisasi kemahasiswaan terdapat nama-nama mereka mulai dari HMJ, LDK, BEM dan DPM.  Keberadaan mereka di organisasi-organisai tersebut mampu meberikan perubahan. Mereka mampu mewarnai bukan terwarnai. Mereka mampu menggerakkan bukan digerakkan. Mereka mampu merekayasa lingkungan, bukan mereka yang direkayasa. Seperti yang kami katakan, bahwa setiap mereka memiliki kekhasan masing-masing yang saling melengkapi dan inilah membuat mereka menjadi tim yang benar-benar solid. Ada kesamaan yang mereka miliki, yakni “MILITANSI”. Yang kami ketahui mereka semua memiliki militansi yang luar biasa, ruhul istijabah terhadap agenda-agenda dakwah sangat tinggi. Mereka benar-benar anak panah dakwah yang siap diluncurkan kemanapun, sesuai dengan kebutuhan dakwah. Keberadaan mereka satu sama lain benar-benar saling menguatkan kekuatan tim mereka. konseptor, penggerak, ideolog, orator, merupakan muwashofat mereka.
Dalam perjalanan dakwah yang tidak lepas dari gelombang, yang menyertainya tentu juga dirasakan oleh keluarga jerapah ini. Ujian-ujian dakwah yang datang silih berganti sering menyapa mereka. Tidak jarang kehadiran mereka dibenci oleh orang-orang yang tidak senang dengan keberadaan dakwah ini. Berkali-kali pula mereka harus dihadapkan dengan keadaan-keadaan yang benar-benar mempertaruhkan citra dakwah. Namun pertolongan Allah senantiasa hadir dan mereka berhasil keluar dari semua itu.
Mereka KJ (singkatan keluarga jerapah) adalah para mentor dan murobi-murobi kampus yang luar biasa, ditangan mereka, terlahir kader-kader dakwah yang militan. KJ juga merupakan mahasiswa-mahasiswa cerdas, ditengah kesibukan mereka dalam aktifitas dakwah kampus, IPK mereka masih bisa diatas 3,0. KJ juga merupakan trainer dan motivator ulung yang kerap kali mengisi acara-acara dauroh bagi para ADK. Motivasi-motivasi yang mereka berikan sering kali membuat semangat dakwah kami yang saat itu mulai turun kembali terbakar. Sungguh, begitu banyak pelajaran yang bisa kami petik melalui kebersamaan kami dengan mereka. Sering kali kami mengalami kerinduan untuk bisa bertemu dengan mereka, dan bekerja dengan mereka bersama-sama menyusun dan menyempurnakan bangunan dakwah. Merekalah segelintir dari sekian banyak kader-kader dakwah terbaik yang telah dihadiahkan Allah untuk dakwah ini.
“Mereka bukanlah seperti sekumpulan anak muda kebanyakan yang tidak memiliki tujuan hidup yang jelas layaknya boyband yang sedang ngetrend saat ini, namun mereka adalah sekumpulan pemuda yang telah mengazamkan dirinya untuk bekerja dan menjadi bagian dari bangunan dakwah, mereka lebih mencintai umat ini dibandingkan mereka sendiri, mereka juga tidak menginginkan popularitas apa lagi sekedar jabatan. Mereka telah menorehkan sejarah emas yang mengharu biru di salah satu taman dakwah” (ibnu rojak al-ghuraba)

Wallahu a’lam bishowab.

0 komentar:

Posting Komentar