Kewajiban Mencari Nafkah Bagi Seorang Muslim

“Maka Apabila shalat telah selesai dikerjakan, bertebaranlah kalian di muka bumi dan carilah rezeki dari karunia Allah.” (Al-Jumu’ah : 10)

Panggil saja bapak ini Abdullah (hamba Allah), karena aku juga lupa menanyakan namanya saat itu. Laki-laki asal garut ini harus berjalan kaki sepanjang hari dari pagi sampai sore atau terkadang malam dari tempat tinggalnya di daerah kelapa dua depok demi memenuhi nafkah keluarganya.  Dengan memikul peralatan sol sepatu milikinya, ia berjalan keluar masuk gang mencoba menawarkan jasa untuk memperbaiki sepatu kepada setiap orang yang ia temui. Suaranya yang terdengar mulai parau, mungkin karena harus berteriak sepanjang jalan mempromosikan jasanya. Kulit yang hitam terbakar panas matahari ibukota, tak membuat semangatnya surut dan menyerah, demi mencari nafkah yang halal lagi terjaga izzahnya untuk keluarga yang menunggu dirumah.

Saat kuberanikan diri untuk bertanya padanya, bagaimana ia bisa bertahan dan bersabar dengan usahanya ini dan tidak meminta-minta dijalanan.
Ia pun menjawab dengan senyum sumringahnya, bahwa justru ia bersyukur bahwa ia masih sehat, dan fisiknya tak punya cacat. Karenanya ia mensyukuri nikmat itu dengan terus bekerja dengan ikhlas dan sabar. “justru saya malu nak kalau harus meminta-minta tapi badan saya sehat seperti ini. Ya, ikhlas dan sabar aja.” Ungkapnya.

Akupun seketika terhenyak, dan merasa mendapat  kesempatan dari Allah untuk bermuhasabah dan bersyukur saat itu. Kalaulah beliau yang sudah tua saja bsa berfikir bijak seperti ini bagaiman dengan kita yang masih muda?

Sepenggal kisah nyata yang ku angkat di atas adalah satu kisah kecil yang bisa menjadi pelajaran bagaimana cara kita mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan. Manusia, adalah sebaik-baik makhluk yang Allah ciptakan di muka bumi ini. Dengan segala kesempurnaan yang Allah lebihkan dari makhluk lainnya, manusia juga secara sunnatullah tetap memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kehidupannya. Berbagai kelebihan yang Allah berikan kepada kita itulah yang semestiya digunakan untuk mengupayakan memenuhi berbagai kebutuhan hidup kita.

Meski Allah telah menjamin akan pemenuhan rizki dari setiap hamba-Nya, namun kita juga diperintahkan untuk tetap berusaha dalam menjemput rizki yang telah Dia sediakan itu. Terlebih lagi bagi kita seorang muslim, maka berikhtiar menjemput rizki adalah sebuah kewajiban. Karena tidaklah boleh seorang muslim itu hanya duduk diam berpangku tangan, bermalas-malasan mengharapkan rizki itu datang dengan sendirinya. Apalagi jika sampai seorang muslim menggantungkan dirinya kepada orang lain, maka hal ini juga sangat dilarang dan akan menurunkan izzah dirinya.

Diriwayatkan bahwa Malaikat Jibril datang menemui Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “,... Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin adalah sholatnya di waktu malam dan kehormatannya adalah dengan tidak mengharapkan sesuatu kepada orang.” (Hadits hasan. Jami’ Ash-Shogir, no. 73 dan 3710)

Saat ini menjadi sebuah pemandangan yang sangat miris bagi kita dan sering dijumpai hampir disetiap kota dinegeri ini, begitu banyak anak-anak muda atau orang-orang yang secara fisik masih sehat, bugar, kuat, tidak memiliki cacat namun mereka menggantungkan hidupnya kepada orang lain dengan cara mengemis atau meminta-minta. Hal ini tentunya sangat menyedihkan bagi kita. Padahal Allah telah berjanji, bahwa Ia telah memudahkan dan menundukkan bumi ini bagi kita untuk mencari rizki yang halal dan cara yang terhormat. 

“Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepadaNya-lah kamu (kembali setelah) di Bangkitkan.” (Al-Mulk : 15)

Bahkan Rasulullah juga mengatakan dengan jelas, bahwa seorang berusaha dengan mencari kayu bakar kemudian menjualnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya lebih baik daripada seseorang yang itu melakukan pekerjaan meminta-minta.

“Dari Abi Abdillah, (Zubair) bin Awwam radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya, seorang diantara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan dipunggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutupi kebutuhannya, adalah lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka (orang lain itu) memberi atau tidak.” (HR. Bukhori, No. 1471)

Hadits diatas menunjukkan bagaimana Rasulullah mendidik kita agar berusaha dengan segala kemampuan untuk bekerja mencari nafkah yang baik lagi halal dan bukan dengan cara yang meminta-minta agar kehormatan kita terjaga. Hadits diatas juga mengajarkan kepada kita bahwa tidak sepantasnya kita memandang buruk pekerjaan sekecil apapun yang halal, selama itu bukanlah mengemis atau meminta-minta. 

Demikianlah yang bisa aku tulisakan saat ini, semoga bisa menjadi inspirasi dan pelajaran berharga bagi diriku khususnya dan pembaca sekalian. 

Wallahu a’lam bishowab.