About

Rabu, 06 November 2013

Menunjukkan Arah Jalan Berbuah Pahala

Subhanallah, sungguh indah dan mudahnya agama islam ini, ada banyak jalan yang tersedia didalamnya untuk mendapatkan balasan pahala dari Allah Subhana wa Ta’ala. Kalau aku ibaratkan islam itu ibarat sebuah pohon yang tingg serta kokoh, rindang dan buahnya lebat bergelantungan dengan cabang-cabangnya yang banyak, ada yang rendah dan ada yang tinggi. Setiap orang bisa mengambil buah manapun yang ia sukai, dan dari cabang manapun yang mampu ia gapai.
Islam dengan risalahnya yang menyeluruh dan komprehensif telah mengatur segala sesuatunya mulai dari perkara yang remeh temeh, sampai yang besar. Mulai dari kehidupan pribadi sampai bernegara, tidak ada yang luput dari perhatiannya. Dan yang membuatku semakin mencintai agama ini adalah, ia tidak pernah mengabaikan kebaiakan sekecil apapun melainkan akan mendapatkan ganjaran pahala yang besar, Maha Suci Allah Yang jiwaku berada ditangan-Nya.
Kita semua pasti pernah diminta untuk menunjukkan arah jalan oleh mereka yang mungkin sedang mencari alamat atau bahkan sedang tersesat. Subhanallah, dalam islam perkara yang kelihatannya remeh ini ternyata tidak luput dari perhatiannya bahkan mendapatkan pahala yang besar, yaitu sama dengan pahala orang yang membebaskan seorang budak. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah yang terdapat  di dalam kitab Shahih Adabul Mufrad karya Syaikh Muhammad Nasrudin Al-Albani, dari Barra’ ibnu Azib – radhiyallahu ‘anhu – dari Nabi – shalallahu ‘alaihi wa sallam – beliau bersabda,
من منح منيحة أو هدى زقاقا أو قال طريقا كان له عدل عتاق نسمة
“Barang siapa memberikan suatu pemberian atau menunjukkan gang atau beliau mengatakan jalan maka orang tersebut mendapat pahala memerdekakan budak."[1]
Betapa sempurnanya agama ini, wajarlah jika banyak orang-orang yang terpesona dengannya dan masuk ke dalamnya tanpa paksaan. Dan sungguh ini membuatku semakin cinta dan bangga dengannya. Semoga dengan mengetahui hal ini kita menjadi semakin termotivasi untuk semakin banyak beramal dan tidak meremehkan perkara-perkara yang kecil. Karena bisa jadi dikarenakan perkara kecil berupa kebaikan itu kita dimasukkan ke dalam syurga jika kita mengamalkannya dengan niat ibadah dan ikhlas. Dan bisa jadi karena perkara kecil pula berupa keburukan Allah memasukkan kita ke neraka dan mendapatkan azab-Nya yang pedih. Wallahu a’lam bishowab.

Jakarta, 29 Dzulhijjah 1434 H / 03 November 2013
Ibnurrojak As-Singkawangy




[1] Disebutkan di dalam kitab ini (Shahih Adabul Mufrad) bahwa hadits ini Shahih, dan terdapat di dalam kitab Takhrijul Misykah (1917). At-Ta'liqur-Raghib (2/34,241). Tirmidzi, Al Birru wash-Shilah, hadits (1958).

0 komentar:

Posting Komentar