About

Rabu, 06 November 2013

Muhasabah untuk aktivis dakwah


قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah, ‘sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu dengan apa-apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah : 8)

Barusan baca buku yang ada dalam aplikasi Al-Maktabah Asy-Syamilah, judulnya Al-Isti’dad Lilmaut (Persiapan Mati).  Masih di halaman-halaman awal pada bab pertama. Di sana diceritakan bawa dulu kaum mu’minin pada awal-awal islam di makkah, mereka memakmurkan sholat, membantu orang-orang miskin dan sebagainya. Dan kita ketahui bersama sebagaimana disebutkan didalam sirah-sirah bahwa saat itu penyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang kuffar terutama pembesar-pembesar mereka terhadap kaum muslimin sangatlah kuat.
Ada hal yang menarik menurut saya pada bagian setelah ini, bahwa saat itu kamu muslimin berusaha untuk bersabar dan tidak membalas kezhaliman yang dilakukan orang-orang kuffar saat itu. Namun ada beberapa diantara mereka yang di dalam hatinya sangat berharap untuk bisa berperang melawan kezhaliman tersebut, dan sangat berharap Allah menurunkan perintahnya untuk berperang dan mereka berazam pasti akan ikut jika seandainya perintah itu turun. Namun ternyata saat itu Allah masih belum juga mengizinkan kaum muslimin untuk berperang dengan berbagai sebab, satu diantaranya adalah karena masih sedikitnya jumlah kaum muslimin saat itu.
Sampai ketika kaum muslimin melakukan hijrah ke Yatsrib (Madinah) atas izin Allah, maka bertambahlah jumlah kaum muslimin saat itu dengan pesat dan bertambahlah kekuatan mereka. Maka tidak lama kemudian Allah menurunkan perintahnya untuk memerangi kaum kuffar yang menghalang-halangi dakwah islam.  Namun apa yang terjadi pada mereka yang dulunya sangat berharap akan turunnya perintah jihad terhadap kaum kuffar dan berazam akan turun jika perintah itu turun? Mereka gelisah dan ketakutan menguasai mereka untuk tidak ikut berperang. Mereka berkata “Yaa Rabbanaa limaa katabta ‘alaina al-qitaala al-aan ? law akhhorta fardhohu ilaa waqtin akhor” (Ya Tuhan kami, kenapa Engkau tetapkan kewajiban perang atas kami sekarang ? kenapa tidak dilain waktu saja kewajiban itu ?)
Aku lantas teringat akan tafsir surah Ash-Shof ayat 2 dan 3 yang pernah ku buat di blogku (http://www.ibnurrojak.blogspot.com/2013/10/tafsir-surah-ash-shof-ayat-1-3.html/m=1) tentang orang-orang yang berkata saya akan melakukan ini dan itu tapi ternyata ketika tiba waktunya mereka tidak mengerjakannya. Fikiranku kemudian melintas, mungkin dulu ada yang pernah berfikir entah saya atau siapa saja seperti ini, “ah, kelak jika aku sudah mapan maka aku akan berdakwah dengan sungguh-sungguh” atau “kelak jika aku udah dapat kerja,jika aku udah selesai kuliah, jika aku udah nikah, dan seterusnya”. Setidaknya itu semua adalah janji yang pernah kita ucapkan kepada Allah dengan sebuah prasyarat yang kita buat sendiri. Nah, pertanyaannya ketika prasyarat yang kita tentukan itu sudah terpenuhi, sudahkan kita tunaikan janji-janji kita itu ???
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah kekal. Dan kami pasti memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. An-Nahl : 96)
Wallahu a'lam bishowab
#AYTKTM

Jakarta, 20.50 WIB 1/11/2013
Ibnurrojak as-singkawangy


0 komentar:

Posting Komentar