About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 23 Desember 2013

ملخص قواعد النحوية المستوى الرابع

الحال و صاحبها
صاحب الحال :
1 – أن يكون فاعلا : قص يوسف رؤياه معتجبا
2 – أن بكون مفعولا : ألقى العيز يوسف في السجن و مظلوما
3 – أن يون فاعلا و مفعولا به معا : صدق العزيز زوجته ظالمين
1 – ألحال وصف بين هيئة صاحبه
2 – الحال منصوب
3 – صاحب الحال يأتي معرفة
4 – الحال أن تكون نكرة


 تطابق الحال صاحبها في  الإفراد و التثنية و الجمع, و في التذكير و التأنيث
استقبلهما أهل المدينة مبكرين
اتستقبل = فعل الماضي مبني على الفتح
هما = ضمير مبني, مفعول به
أهل = فاعل مرفوع بالضمة و هو مضاف
المدينة = مضاف إليه مجرور بالكسرة
مبكرين = حال منصوب بالياء, لأنه مذكر السالم
 
الحال منعوت لصاحبه مفردا أو المثنى أو الجمع
مفرد = محمد جالس مطمئنة
مثنى = محمد و علي جالسان مطمئنتان
الجمع = محمد و أصدقاءه جالسون





أنواع الحال
 1 - الحال ثلاثو أنواع :
أ -  مفرد : عاد الزائران مسرورين
ب – جملة ( فعلية و اسمية )
ج – شبه الجملة ( بحرف الجار أو بظرف )
 2 – صاحب الحال لا بد أن يكون معرفة

النعت
الأمثلة :
(أ)
1 -  كان الرجل العربي يتحدث اللغة العبية بالفطرة
2 – كانت المرأة العربية تتحدث فلا تلحن
3 – و هما عالمان مشهران
4 – و كان من النحويين المتقدمين الخليل بن أحمد
5 – و عرف الناس نساء شاعرات
6 – إتسعت الفتوحات الإسلامية

 (ب)
1 – دعا انتشار اللحن إلى وضع علم يحفظ اللغة
2 – وفد رجال من العرب عددهم كثير
3 – وفدت نساء عددهن كثير
(ج)
1 – نزح رجال من العرب
2 – كان علم النحو علما بين العلوم التي عني بها المسلمون

Rabu, 06 November 2013

Muhasabah untuk aktivis dakwah


قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah, ‘sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu dengan apa-apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah : 8)

Barusan baca buku yang ada dalam aplikasi Al-Maktabah Asy-Syamilah, judulnya Al-Isti’dad Lilmaut (Persiapan Mati).  Masih di halaman-halaman awal pada bab pertama. Di sana diceritakan bawa dulu kaum mu’minin pada awal-awal islam di makkah, mereka memakmurkan sholat, membantu orang-orang miskin dan sebagainya. Dan kita ketahui bersama sebagaimana disebutkan didalam sirah-sirah bahwa saat itu penyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang kuffar terutama pembesar-pembesar mereka terhadap kaum muslimin sangatlah kuat.
Ada hal yang menarik menurut saya pada bagian setelah ini, bahwa saat itu kamu muslimin berusaha untuk bersabar dan tidak membalas kezhaliman yang dilakukan orang-orang kuffar saat itu. Namun ada beberapa diantara mereka yang di dalam hatinya sangat berharap untuk bisa berperang melawan kezhaliman tersebut, dan sangat berharap Allah menurunkan perintahnya untuk berperang dan mereka berazam pasti akan ikut jika seandainya perintah itu turun. Namun ternyata saat itu Allah masih belum juga mengizinkan kaum muslimin untuk berperang dengan berbagai sebab, satu diantaranya adalah karena masih sedikitnya jumlah kaum muslimin saat itu.
Sampai ketika kaum muslimin melakukan hijrah ke Yatsrib (Madinah) atas izin Allah, maka bertambahlah jumlah kaum muslimin saat itu dengan pesat dan bertambahlah kekuatan mereka. Maka tidak lama kemudian Allah menurunkan perintahnya untuk memerangi kaum kuffar yang menghalang-halangi dakwah islam.  Namun apa yang terjadi pada mereka yang dulunya sangat berharap akan turunnya perintah jihad terhadap kaum kuffar dan berazam akan turun jika perintah itu turun? Mereka gelisah dan ketakutan menguasai mereka untuk tidak ikut berperang. Mereka berkata “Yaa Rabbanaa limaa katabta ‘alaina al-qitaala al-aan ? law akhhorta fardhohu ilaa waqtin akhor” (Ya Tuhan kami, kenapa Engkau tetapkan kewajiban perang atas kami sekarang ? kenapa tidak dilain waktu saja kewajiban itu ?)
Aku lantas teringat akan tafsir surah Ash-Shof ayat 2 dan 3 yang pernah ku buat di blogku (http://www.ibnurrojak.blogspot.com/2013/10/tafsir-surah-ash-shof-ayat-1-3.html/m=1) tentang orang-orang yang berkata saya akan melakukan ini dan itu tapi ternyata ketika tiba waktunya mereka tidak mengerjakannya. Fikiranku kemudian melintas, mungkin dulu ada yang pernah berfikir entah saya atau siapa saja seperti ini, “ah, kelak jika aku sudah mapan maka aku akan berdakwah dengan sungguh-sungguh” atau “kelak jika aku udah dapat kerja,jika aku udah selesai kuliah, jika aku udah nikah, dan seterusnya”. Setidaknya itu semua adalah janji yang pernah kita ucapkan kepada Allah dengan sebuah prasyarat yang kita buat sendiri. Nah, pertanyaannya ketika prasyarat yang kita tentukan itu sudah terpenuhi, sudahkan kita tunaikan janji-janji kita itu ???
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah kekal. Dan kami pasti memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. An-Nahl : 96)
Wallahu a'lam bishowab
#AYTKTM

Jakarta, 20.50 WIB 1/11/2013
Ibnurrojak as-singkawangy


Menunjukkan Arah Jalan Berbuah Pahala

Subhanallah, sungguh indah dan mudahnya agama islam ini, ada banyak jalan yang tersedia didalamnya untuk mendapatkan balasan pahala dari Allah Subhana wa Ta’ala. Kalau aku ibaratkan islam itu ibarat sebuah pohon yang tingg serta kokoh, rindang dan buahnya lebat bergelantungan dengan cabang-cabangnya yang banyak, ada yang rendah dan ada yang tinggi. Setiap orang bisa mengambil buah manapun yang ia sukai, dan dari cabang manapun yang mampu ia gapai.
Islam dengan risalahnya yang menyeluruh dan komprehensif telah mengatur segala sesuatunya mulai dari perkara yang remeh temeh, sampai yang besar. Mulai dari kehidupan pribadi sampai bernegara, tidak ada yang luput dari perhatiannya. Dan yang membuatku semakin mencintai agama ini adalah, ia tidak pernah mengabaikan kebaiakan sekecil apapun melainkan akan mendapatkan ganjaran pahala yang besar, Maha Suci Allah Yang jiwaku berada ditangan-Nya.
Kita semua pasti pernah diminta untuk menunjukkan arah jalan oleh mereka yang mungkin sedang mencari alamat atau bahkan sedang tersesat. Subhanallah, dalam islam perkara yang kelihatannya remeh ini ternyata tidak luput dari perhatiannya bahkan mendapatkan pahala yang besar, yaitu sama dengan pahala orang yang membebaskan seorang budak. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah yang terdapat  di dalam kitab Shahih Adabul Mufrad karya Syaikh Muhammad Nasrudin Al-Albani, dari Barra’ ibnu Azib – radhiyallahu ‘anhu – dari Nabi – shalallahu ‘alaihi wa sallam – beliau bersabda,
من منح منيحة أو هدى زقاقا أو قال طريقا كان له عدل عتاق نسمة
“Barang siapa memberikan suatu pemberian atau menunjukkan gang atau beliau mengatakan jalan maka orang tersebut mendapat pahala memerdekakan budak."[1]
Betapa sempurnanya agama ini, wajarlah jika banyak orang-orang yang terpesona dengannya dan masuk ke dalamnya tanpa paksaan. Dan sungguh ini membuatku semakin cinta dan bangga dengannya. Semoga dengan mengetahui hal ini kita menjadi semakin termotivasi untuk semakin banyak beramal dan tidak meremehkan perkara-perkara yang kecil. Karena bisa jadi dikarenakan perkara kecil berupa kebaikan itu kita dimasukkan ke dalam syurga jika kita mengamalkannya dengan niat ibadah dan ikhlas. Dan bisa jadi karena perkara kecil pula berupa keburukan Allah memasukkan kita ke neraka dan mendapatkan azab-Nya yang pedih. Wallahu a’lam bishowab.

Jakarta, 29 Dzulhijjah 1434 H / 03 November 2013
Ibnurrojak As-Singkawangy




[1] Disebutkan di dalam kitab ini (Shahih Adabul Mufrad) bahwa hadits ini Shahih, dan terdapat di dalam kitab Takhrijul Misykah (1917). At-Ta'liqur-Raghib (2/34,241). Tirmidzi, Al Birru wash-Shilah, hadits (1958).

Nasihat untuk Saudariku Muslimah

بسم الله الرحمن الرحيم
نَصَائِحٌ لِأُختِيِّ مُسلِمَةٍ
الحَمدُ لِلهِ الذِي بِيَدِهِ المُلكُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ, ثُمَّ الحَمدُ لِلهِ الذِي خَلَقَ الإِنسَانَ وَ عَلَّمَهُ البَيَانَ,
ثُمَّ الحَمدُ لِلهِ الذِي جَعَلَ الإِسلَامَ مِن الأَديَانِ دِينًا عِندَهُ, وَ جَعَلَنَا مِنَ المُسلِمِينَ
وَأَشهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبدُهُ وَ رَسُولُهُ
{ يَا أَيُّهَا الذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمٌ مُسلِمُونَ }
{ يَا أَيُّهَا النَاسَ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنهَا زَوجَهَا،وَ بَثَّ مِنهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَ نِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيكُم رَقِيبًا }
{ يَا أَيُّهَا الذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَ قُولُوا قَولًا سَدِيدًا يُصلِحُ لَكُم أَعمَالَكُم وَ يَغفِرُ لَكُم ذُنُوبَكُم وَ مَن يُطِعِ اللهَ وَ رَسُولَهُ فَقَد فَازَ فَوزًا عَظِيمًا }
يَا أُختِيّ مُسلِمةٌ, اِعلَمِي - رَحِمَكِ اللهُ -  إِنَّ عَدُوَّ الإِسلَامِ لَا يَتَوَقَّفُونَ أَن يَبتَعِدُوا مُسلِمَات عَن دَينِهِنَّ فَعَلَيكِ التَّمَسُّكَ باِلقُرآنِ وَ السُنَّةِ.
وَ بِهَذِهِ الرِّسَالَةُ القَصِيرَةُ سَأَوصِيكُنَّ بِمَا جَاءَ فِي القُرآنِ الكَرِيمِ وَ حَدِيثِ الشَرِيفِ.
1 - ..., لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ,... (النُور : 21 )
فَلَا تَسمَعِي دَعوَتَهُمُ التِي دَفَعَتْكِ إِلَى جَهَنَّمَ
..., إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا (الكهف : 5 )
2 - يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (الأحزاب : 59 )
عَنْ عَائِشَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، قَالَتْ يَرْحَمُ اللهُ نِسَاءَ الْمُهَاجِرَاتِ الأُوَلَ لَمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ : {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ} شَقَّقْنَ مُرُوطَهُنَّ فَاخْتَمَرْنَ بِهِ[1]
لَا تَقُلِي  " لَسْنَا مِثلُهُنَّ " بَل كُنِي مِثلَ مَا قَالَهُ شَاعِرٌ :
تَشَبَّهُوا بِالكِرَامِ إِنْ لَم تَكُونُوا مِثلُهُم
                                     إِنَّ التَّشَبَّهَ بِالكِرَامِ فَلَاحٌ
3 –  يَا أُختِيّ مُسلِمَةٌ اِسمَعِي قَولَ أُمِّ المُؤمِنِينَ حِينَ سَأَلَتْ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَ سَلَّمَ :
سَأَلْتُ النَّبِيَ صلى الله عليه و سلم كَيفَ يَصنَعنَ النِّسَاءُ بِذُيُولِهِنَّ (أَسفَلُ الثِيَابِ) قَالَ : يَرخِينَهُ شِبرًا, قَالَتْ : إِذَا تَنكَشِفُ أَقدَمَهُنَّ , قَالَ : يَرخَينَهُ ذِرَاعًا لَا يَزِدنَ عَلَيهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيهَ
4 – يَا أُختِيّ مُسلمة ٌ, أُمُّ جَيلِ المُقبِلِ اِسمَعِي قَول الشَاعِر :
الأُمُّ مَدرَسَةٌ إِذَا أَعدَدتَهَا
                                        أَعدَدتَ شُعبًا طَيبُ الأَعرَاقِ
الأُمُّ  رَوضٌ تَعَهُّدُهُ الحَيَا
                              بِالرَّيِّ أَورَقٌ أَيمَا إِيرَاقٌ
الأُمُّ أُستَاذُ الأَسَاتِذَةِ الأُولَى
                              شَغَلَتْ مآثِرُهُم مَدَى الآفَاقُ
5 – قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه و سلم إِنَّ الإِسلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بُدِأَ فَطُوبَى لِلغُرَبَاءِ,قِيلَ:  وَ مَن هُم يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : الذِينَ يُصلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَاسُ ( رَوَاهُ التُرمُذِي , وَ قَال أَلبَانِي : صَحِيحٌ )
هَذِهِ هِيَ نَصَائِحِيّ أَنَا إِلَيكِ – حَفِظَكِ اللهُ - وَ أَختَمَهَا بِقَولِ تَعَالَى :
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ (الرعد : 24 )

Terjemahan :
Nasihat untuk Saudariku Muslimah
Segala puji bagi Allah yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu, kemudian segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dan mengajarkannya berbicara, kemudia segala pujia bagi Allah yang telah menjadikan islam dari agama-agama lainya menjadi (satu-satunya) agama di sisi-Nya dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah yang Satu, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kalian mati kecuali kalian dalam keadaan muslim.”
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu (Adam), kemudian menciptakan pasangannya (Hawa) darinya. Dan Allah memperkembangbiakkan dari mereka berdua laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang banyak, dan bertaqwalah kepada Allah yang kalian meminta sesuatu kepada-Nya dan peliharalah hubungan, sesungguhnya Allah mengawasi kalian.”
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar, maka Allah akan membaguskan bagi kalian amal-amal kalian, dan mengampunkan dosa-dosa kalian, dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya sungguh telah memperoleh kemenangan yang besar.”
Wahai saudariku muslimah – semoga Allah merahmatimu – ketahuilah !
Sesungguhnya musuh-musuh islam tidak berhenti menjauhkan para muslimah dari agama mereka, maka hendaknya dirimu berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Dan melalui surat yang singkat ini, aku akan menasihatimu dengan apa-apa datang dari Al-Qur’an dan hadits yang mulia.
1.      “,... janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan.” ( QS. An-Nur : 21)
Maka jangan engkau dengarkan seruan mereka yang mendorongmu ken neraka jahanam.
“,... jika mereka berbicara melainkan kebohongan.” (QS. Al-Kahfi : 5)
2.      “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri dan anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin, ‘hendaklah mereka menutupkan jilbab mereka keseluruh tubuh mereka’ yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.Al-Ahzab : 59)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah yaitu ketika Allah menurunkan firman-Nya :
‘Hendaklah mereka menutupi kain kudung atas mereka.’(QS.An-Nur :31)
Mereka langsung merobek hordeng mereka untuk menjadiannya jilbab.”[2]
Jangan berkata, “kami bukan seperti mereka”, tapi jadilah sebagaimana yang disebutkan seorang penyair :
“Contohlah mereka walau tidak persis seperti mereka
                Sesungguh mencontoh orang yang mulia itu suatu keberuntungan”
3.      Wahai saudariku dengarkanlah perkataan Ummul Mukminin ketika bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam:
“Aku bertanya kepada Nabi – shalallahu ‘alaihi wasallam – bagaimana yang harus diperbuat seorang wanita dengan bagian bawah baju mereka?” Nabi menjawab : “Hendaknya dia turunkan satu jengkal (dari mata kaki).” Ummul mukminin berkata : “kalau begitu akan tersingkap kaki mereka” Rasulullah menjawab : “Turunkan satu lengan dan jangan melebihinya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
4.      Wahai saudariku musliah, ibu generasi yang akan datang dengarkanlah perkataan seorang penyair :
Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan
                       Anda mempersiapkan generasi yang harum namanya
Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram
                       Ia akan berdaun rindang
Ibu adalah ustadzah pertama
                        Pengaruhnya sangat besar sepanjang masa
5.      Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya islam muncul dalam keadaan terasing, dan akan kembali terasing seperti permulaannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” Rasulullah ditanya : “Siapa mereka ya Rasulullah ?“ beliau menjawab : “Yang melakukan perbaikan ketika manusia melakukan kerusakan.” (HR. Turmudzi dan Albani menilainya shahih)
Inilah nasihatku untukmu dan aku tutup dengan firman Allah subhana wa ta’ala:
“Salam sejahtera atas kalian dengan kesabaran kalian. Maka alangka nikmatnya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’du : 24)

Jakarta, 30 Dzulhijjah 1434 H / 4 November 2013
Ibnurrojak As-Singkawangy




[1] صحيح البخاري 4758 كتاب بدء الوحي (جزء : 6 / ص : 136 )
[2] Shahih Al-Bukhari No.4758 Kitab Permulaan wahyu (Juz:6 / Hal: 136)

Sabtu, 26 Oktober 2013

Tafsir Surah Ash-Shof Ayat 1-3


Ibnurrojak As-Singkawangy (Mahasiswa Ma’had Utsman bin Affan Mustawa Ar-Rabi’)
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (1) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)
1) Segala yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah, dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. 2) Wahai orang-orang yang beriman kenapa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan? 3) Kebencian yang sangat besar di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. 4) Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka bangunan yang tersusun kokoh.

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Di dalam Fathul Qadir[1] dijelaskan bahwa, dikedepankannya سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ pada surah ini, dan juga pada beberapa surah lainnya, baik dengan لفظ الماضي (Kata kerja lampau) seperti dalam surah ini, dan di sebagian lainnya dengan لفظ المضارع (kata kerja untuk masa kini dan masa akan datang), dan sebagainnya lagi dengan لفظ الأمر (Kata Perintah) menunjukkan bahwa disyaria’atkan atau diperintahkannya untuk bertasbih (Mensucikan dan menyebut nama Allah) disetiap waktu, yang lalu, akan datang dan sekarang. Dan diawal surah ini juga telah diberikan kepada kita arah atau tujuannya sebagai batasan, الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ yaitu الغالب الذي لا يغالب الحكيم في أفعاله وأقواله (Yang Maha Menguasai/ Mengalahkan dan Tidak Terkalahkan, dan Yang Maha Bijak dalam perbuatan-Nya dan perkataan-Nya).

Negeriku, Negeri Bukan-bukan


Kira-kira udah berapa lama kita hidup dan tinggal di negeri ini? Relatif memang buat setiap orang, tapi yang pasti kita udah hidup cukup lama. Kita lahir, tumbuh, belajar, makan, tidur, dan sebagainya di sini, di negeri bukan-bukan. Aku fikir pasti ada yang bertanya, lo kenapa aku bilang ini negeri bukan-bukan? Atau ada yang mau bilang, ah lo kagak bersyukur udah bisa makan tidur di negeri ini. Santai kawan, biar ku jelaskan sedikit kenapa aku bisa menyebutnya seperti itu.
Masih ingat pelajaran waktu kita SD sampai SMA gak? Dulu kita belajar tentang macam-macam sistem pemerintahan, sistem ekonomi, juga tentang faham-faham atau ideologi. Dan konon katanya negeri ini berideologikan Pancasila. Aku sendiri masih kurang faham sampai sekarang tentang pengejewantahan Pancasila itu sendiri, karena para ahli juga sepertinya berbeda pendapat tentang ini. Dan aku juga masih gak yakin kalo negeri ini udah nerapin ideologi yang konon namanya pancasila itu dengan baik en utuh (ini menurut aku lo). Kenapa?

Sabtu, 19 Oktober 2013

Al-Qur’an Hujjatun Laka aw ‘Alaika Bag. 1 (diambil dari Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Penulis          : Abu Ahmad, Muhammad ibnu Ahmad ibnu Muhammad Al-‘Ammaari ( Anggota Departemen Dakwah dan Bimbingan Islam Kerajaan Arab Saudi)
Penerjemah    : ibnurrojak As-Singkawangy (Mahasiswa Ma’had Utsman ibnu Affan Mustawa Ar-Rabi’)

Segala puji hanya untuk Allah yang mengajarkan (manusia) dengan pena, mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya. Segala puji hanya untuk Allah yang telah menciptakan manusia dan mengajarkannya berbicara.
Sholawat dan salam kepada yang tidak berbicara dengan hawa nafsu, melainkan itu adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Amma ba’du
Dari Abi Mali Al-Asy’ari – radhiyallahu ‘anhu -  beliau berkata : Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam – bersabda “ Al-Qur’an sebagai hujjah yang akan membelamu atau menuntutmu” (HR. Muslim)

1.      Al-Qur’an menjadi hujjah / dalil yang akan membelamu jika kamu mengetahuinya. Firman Allah Subhana wa  Ta’ala :
أَفَمَن يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ الأَلْبَابِ
“Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan (Allah) kepadamu adalah kebenaran? Hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Ar-Ra’du : 19)
Dan hujjah yang akan menuntutmu jika kamu tidak mengetahuinya. Allah subhana wa ta’ala berfirman :
أَمِ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ آلِهَةً قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ هَذَا ذِكْرُ مَن مَّعِيَ وَذِكْرُ مَن قَبْلِي بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ الْحَقَّ فَهُم مُّعْرِضُونَ
“ Atau apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia? Katakanlah (Muhammad), ‘Kemukakanlah alasan-alasanmu! (Al-Qur’an) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang sebelumku.’ Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak (kebenaran), karena itu mereka berpaling.” (QS. Al-Anbiya : 24)
2.      Al-Qur’an menjadi Hujjah yang akan membelamu jika kamu menghafal (menjaganya). Allah Subhana wa ta’ala berfirman :
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
“Sebenarnya (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas didalam dada orang-orang yang berilmu,...” (QS. Al-Ankabut : 49)
Dan dari Zaid Ibnu Tsabit – radhiyallahu ‘anhu – dia berkata, aku mendengar Rasulullah – shalallahu ‘alaihi wasallam – bersabda “ Allah membaguskan rupa seseorang yang mendengarkan sebuah hadits dari kami dan menghafalnya, sampai dia menyampaikannya. Maka mungkin dia membawa pemahamannya kepada orang yang lebih faham (faqih) darinya dan mungkin dia membawa pemahamannya kepada orang yang tidak memiliki pemahaman (kurang faham).” (HR. Abu Daud dengan sanad shahih)[1]

Jumat, 18 Oktober 2013

Tragedi Idul Adha

(Based On True Story dengan tambahan dari penulis)
“Kriiiiiing,.............”
Seperti biasa, setiap jam 03.00 dini hari suara alarm dari jam weker memecah heningnya suasana. Refleks tangan Yahya mengambil weker yang ada di atas meja sebelah tempat tidur dan mematikannya, kemudian segera bangkit dari pembaringan dan duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata masih terlihat sedikir mengantuk. Sengaja dia duduk di situ terlebih dahulu, untuk sekedar mengumpulkan tenaganya.
“hoaam...” sambil mengucek-ngucek kedua matanya untuk menghilangkan rasa kantuk.
“Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amaatana wa ilaihinnusyur[1]” ucapnya lirih.
Setelah merasa tenaganya cukup ia pun berdiri dan segera berjalan ke kamar mandi. Tak lama kemudian terdengar suara guyuran air,menandakan ia sedang mandi.
Lima belas menit kemudian ia sudah terlihat sedang berdiri sholat dengan khusyuk. Bulir-bulir air mengalir dari kedua pelupuk matanya. Bulir-bulir air mata itu semakin deras berjatuhan ketika ia membaca ayat-ayat yang menceritakan tentang adzab, dan juga ketika ia sedang berdo’a. Kurang lebih setengah jam lamanya ia sholat, setelah itu bangkit dan terlihat rona wajahnya terlihat cerah kembali.
“klik” saklar lampu ruangan utama masjid dihidupkan.
Sudah menjadi kewajiban bagi yahya sebagai seorang marbot masjid untuk menyiapkan tempat sholat, termasuk membuka pintu masjid  dan pagarnya sebelum jama’ah sholat subuh datang. Ia juga harus memastikan bahwa air wudhu tersedia dan lancar. Hampir satu tahun ia tinggal dan bekerja di Masjid Al-Muhajirin  yang terletak disalah satu kawasan perumahan elit di Cibubur. Kondisi perekonomian yang menuntutnya untuk bekerja sambil kuliah, dan satu-satunya pekerjaan yang bisa didapat serta cukup aman bagi seorang santri ma’had adalah seorang marbot, dimana dia juga bisa mendapatkan tempat tinggal secara gratis.
“Pak, pak Imron bangun pak udah mau adzan subuh..” sambil menepuk badan pak imran, petugas jaga hewan kurban malam itu yang sedang tertidur pulas di teras masjid. Tubuhnya yang gempal membuatnya tidak terlalu merasa kedinginan sehinga ia tidur hanya menggunakan kaos oblong lengan pendek pula, tanpa sarung seperti yang biasa dikenakan orang-orang pada saat ronda.
“Pak, Pak Imron bangun pak!” kali ini yahya menguncangkan tubuh pak imran dengan sedikit keras den mengeraskan suaranya.
“uhhhh..... hoaaam...”
Dengan malas-malasan dan susah payah pak imran bangun mengangkat tubuhnya, dengan matanya yang masih merah karena ngantuk.
“Udah adzan ustadz?”
“Jam berapa emangnya sekarang ?”

Kamis, 17 Oktober 2013

Menyingkap Tabir


Umar terlihat gusar, dan berkali-kali ia terjaga dari tidurnya. Ia melihat kalender yang tertempel di sebelah meja belajarnya. Keningnya tak henti-hentinya berkerut menunjukkan bahwa ada sesuatu yang mengganjal di fikirannya. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang mengalami dilema yang sangat berat. Dilema antara harus tegas mempertahankan akidahnya atau menaati keinginan orang tuanya namun rusaklah akidahnya yang selama ini ia jaga.
Tidak pernah ia mengalami situasi yang menurutnya seberat saat ini. Pasalnya dua hari lagi akan ada upacara adat yang rutin dilaksanakan setiap tahun di daerahnya. Ayahnya merupakan tokoh yang cukup terpandang, karena masih ada hubungan kekerabatan dengan keluarga kerajaan yang otomatis sering terlibat dalam  prosesi upacara itu.

Rabu, 16 Oktober 2013

Mimpi Menjadi Penulis Best Seller


Tinggalkan gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati
Begitulah penggalan lirik lagunya Bondan Prakoso yang berjudul “Hidup Berawal Dari Mimpi”. 
Semua orang pasti pernah bermimpi dan memiliki impian, hanya orang-orang yang pesimis dan tak memiliki harapanlah yang tak punya serta enggan bahkan takut untuk sekedar bermimpi. Padahal apa susahnya bermimpi dan memiliki impian.
Impian adalah sebuah keinginan, cita-cita dan harapan seseorang yang memiliki dimensi yang jauh kedepan. Impian adalah sebuah energi potensial yang sangat besar yang harus dimiliki seseorang untuk meraih suksesnya. Ia bagaikan sebuah medan magnet yang sangat besar untuk mendekatkan seseorang pada titik keberhasilan.
Berapa banyak tokoh-tokoh besar yang berhasil mencapai apa yang diinginkannya dan semua itu diawali dari mimpi. Mereka semua berani bermimpi yang juga sangat besar. Orang-orang kaya karena berani bermimpi menjadi kaya. Tokoh-tokoh sejarah juga sudah membuktikannya. Sebut saja Muhammad Al-Fatih sang penakluk konstantinopel. Atau dahulu ketika Rasulullah menyebutkan bahwa kaum muslimin akan menaklukkan kerajaan Romawi dan Persia, maka serta merta kaum muslimin saat itu bermimpi dengan impian yang sama, hingga pada akhirnya mereka berhasil menaklukkan dua kerajaan tersebut.
Setidaknya ada tiga hal yang membuat impian menjadi penting untuk dimiliki seseorang.

Sabtu, 12 Oktober 2013

Kegalauan di malam hari


Sudah hampir satu jam Andi duduk mematung memandangi layar notebooknya, dengan jari-jari tangannya yang menempel di keyboard. Tapi tak satupun huruf yang berhasil diketiknya. Sejak pertama dia membuka lembar kerja kurang lebih satu jam yang lalu, halaman yang dibukannya masih saja menunjukkan page dua. Ia terlihat sangat galau. Sesekali ia memejamkan matanya dan menahannya beberapa saat, mencoba memfokuskan dirinya. Tapi sayangnya usahanya itu terlihat selalu gagal.
Sayup-sayup terdengar suara komentator dan hiruk pikuk penonton dari televisi yang ada di lantai bawah, tempat dimana saat ini bapak kost dan keluarganya tengah seru menonton pertandingan. Tak jarang pula terdengar riuh teriakan para tetangga yang juga tengah menikmati pertandingan. Suara-suara itu semakin terasa mengusik dirinya. Bukan karena terganggu oleh bisingnya. Tapi karena hasratnya yang ingin menonton pertandingan tersebut. Namun, sayang saat itu entah kenapa, kakinya terasa berat untuk melangkah keluar dari kamar kostnya. Entah itu pergi ke warung kopi, atau sekedar turun ke lantai bawah dan ikut nimbrung nonton bareng pak de dan keluarganya. Ia tak kujung beranjak dari kamarnya itu.