About

Minggu, 23 Maret 2014

KULI PANGGUL KELOLA RUMAH DAKWAH UNTUK 48 RT

Jakarta – Menjalani profesi sebagai seorang da’i bukanlah sebuah perkara mudah karenanya tidak banyak orang yang bersedia. Namun karena beban berat yang harus di pikul oleh para da’i itu pulalah, Allah memberikan balasan yang lebih baik dari dunia dan seisinya.
Begitulah setiap harinya Pak Heru Suciono (lihat berita sebelumnya : http://www.bmh.or.id/kuli-panggul-jadi-dai/) menjalankan profesinya sebagai da’i utusan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) di kawasan penjaringan Jakarta Utara. Sendirian mengelola rumah dakwah yang dinaungi BMH, memberikan aktifitas pengajaran kepada masyarakat. Tidak tanggung-tanggung 48 RT  atau  satu RW yang beliau tangani. Wajar saja jika semua warga di kawasan tersebut mengenal baik beliau.

Rumah dakwah yang dikelola oleh mantan kuli panggul tersebut sangat padat dan hampir tidak pernah sepi dari aktifitas. Tidak ada libur bagi aktifitas pengajian disana. Senin sampai ahad, pagi sampai malam. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa berdatangan ke sana untuk belajar dan mendapatkan ilmu di sana.
“Bapak mah, bukan lulusan pesantren dik. Cuma orang biasa aja yang terpanggil untuk menolong agama Allah ini. Dan hanya orang tua yang masih terus belajar.” Ungkapnya merendah saat bincang-bincang ditengah kunjungannya ke kantor BMH pusat untuk mengambil dana beasiswa bagi anak-anak yatim yang dibinanya dan dana operasioanal rumah dakwah Jum'at 21 Maret 2014.
Umurnya memang terbilang cukup tua ditambah lagi dengan rambutnya yang sudah memutih semua bahkan alis dan jenggotnya juga ikutan memutih. Namun rona wajahnya tampak bercahaya itu membuatnya terlihat sangat muda. Semangatnya juga belum luntur bahkan mengalahkan semangat anak-anak muda dibawahnya. Ada satu kunci yang membuatnya bisa seperti itu, selalu merasa bahagia dalam hidup apapun kondisinya, dan tetap tersenyum.
“kalau bapak itu selalu berusaha untuk bahagia dalam kondisi apapun dek. Kalau lagi ada masalah datang, bapak coba cari hal-hal yang bisa membuat bapak tersenyum. Karena nikmat Allah itu begitu banyak.” Tutur beliau sambil menampakkan senyumannya yang khas.
Menurut beliau kawasan penjaringan Jakarta utara merupakan kawasan dengan kehidupan yang sangat keras. Lingkungannya yang sangat heterogen, dan bisa dibilang kumuh. Rumah-rumah yang sangat padat. Menjadi tantangan tersendiri bagi pak Heru. Pahit manis belantika dakwah disana sudah dialaminya dari sejak rumah dakwah itu berdiri.
Butuh perjuangan dan kesabaran untuk bisa membuat rumah dakwah itu bisa terus berjalan sampai bisa membina warga di 48 RT. Sebagaimana dahulu Rasulullah ketika memulai dakwahnya di mekkah mendapat tentangan, hinaan dan sebagainya, begitu pula yang pernah dialami oleh pak Heru. Cibiran, ejekan, fitnah menjadi santapannya sehari-hari ketika di awal-awal terjun ke dunia dakwah. Bahkan dia juga pernah dikejar-kejar warga yang membawa golok, karena tidak senang dengan aktifitasnya itu.
Kehidupan yang keras dikawasan tersebut mempunyai efek juga terhadap karakter dan kebiasaan masyarakat. Perlu penanganan khusus dan kesabaran ekstra serta kreatifitas dalam menghadapi para objek dakwah, agar mereka tetap mengikuti kegiatan rumah dakwah.
“ Berdakwah disana itu, perlu kesabaran ekstra dik dan harus kreatif. Gak bisa kita kerasin, kalau gak bakal kabur semuanya dan gak mau ikut pengajian lagi.” Ungkapnya.
Kini kerja keras beliau telah membuahkan hasil. Rumah dakwah telah menjadi pusat belajar bagi masyarakat kawasan muara angke tersebut. Aktifitasnya di rumah dakwah tersebut juga semakin padat. Tak jarang ia harus tidur lebih larut, walaupun sejatinya usia beliau saat ini seharusnya harus mulai banyak istirahat. Ada satu harapan besar yang beliau sampaikan di akhir pembicaraan kami.
“Saya hanya berharap apa yang saya lakukan di rumah dakwah ini, bisa melahirkan generasi-generasi yang lebih baik dari generasi-generasi sebelum mereka. Generasi yang sholeh dan sholehah, dan membanggakan serta berguna bagi ummat dan bangsa.”  Pungkasnya.
Tidak hanya aktifitas pengajian saja yang ada di rumah dakwah. Beberapa kali BMH sebagai lembaga yang mensupport semua aktifitasnya juga beberapa kali mengadakan aktifitas sosial lainnya. Semoga kedepannya akan berdiri lagi rumah-rumah dakwah lainnya, serta bermunculan lagi da’i-da’I lain seperti pak heru ini. Dan do’akan juga semoga BMH bisa tetap bisa istiqomah dalam melayani ummat. */Ibnurrojak
  



0 komentar:

Posting Komentar